Silahkan cari di

Google
 

Kamis, Mei 29, 2008

Novel

Menginjak kelas 3 SD, aku mendapat kepercayaan untuk membaca novel. Novel pertama yang aku baca adalah seri Trio Detektif, yang kemudian berlanjut dengan banyak kisah novel lainnya. Berbeda dengan komik yang full gambar, novel mengajak si pembaca untuk menjelajahi dunia imajinasi sesuai dengan isi cerita sebuah novel.

Dengan kebebasan tebal halaman dan alur cerita, pemberian informasi dan pengetahuan dapat diberikan secara mendetail dan terperinci dalam sebuah Novel. Apalagi novel-novel bergenre science fiksi.

Hanya saja ada satu kelemahan yang dimiliki oleh novel. Yaitu, harganya!(bukan alasan ya). Dengan harga yang semakin membumbung tinggi, membaca novel sekarang-sekarang ini menjadi kesempatan yang langka. Jadi kalo karena mendapat pinjaman atau mendadak kaya, novel-novel bagus biasanya bisa aku baca lama setelah tanggal terbitnya di Indonesia.

Meski demikian, novel-novel bagus itu tetap telah memberikan arti dalam bagian hidupku. Berupa pengetahuan, wawasan maupun moral.

Hingga suatu saat nanti,
dapat menerbitkan novelku sendiri.
Amin.
Merdeka!




Baca Selanjutnya......

Senin, Mei 19, 2008

Lucky Luke



Satu lagi karya Goscinny , yang kali ini berpasangan dengan Morris menghasilkan karya yang (lagi-lagi) fenomenal,Lucky Luke.

Komik menceritakan kisah petualangan Lucky Luke, seorang koboi yang mampu menembak lebih cepat dari bayangannya sendiri (so cool!). Dengan seting cerita di American Old West, begitu banyak konflik yang diangkat di komik ini.

Dengan mengambil gaya parodi dalam penceritaannya, kita disuguhi beragam informasi sejarah pada saat itu. Sebagai contoh adalah saat Lucky Luke ikut menjadi tim Ekspedisi pembangunan telegrap untuk pertama kalinya, periode demam emas, perdamaian dengan suku Indian, bahkan konflik di wilayah Pecinan digambarkan dengan sangat unik dan menarik. Selain itu masih ada tokoh-tokoh sejarah yang ditampilkan, seperti Calamity Jane, Jesse James, Billy The Kid, hingga Abraham Lincoln.

Sesuai dengan nama depannya "Lucky", Luke selalu beruntung di saat-saat kritis di setiap petualangannya. Ditambah lagi, keberuntungan mendapatkan teman perjalanan yang sangat setia dan tangguh. Seekor kuda putih yang dinamai Jolly Jumper. Kuda dengan kemampuan istimewa, seperti bisa memasang pelana sendiri, tidur saat berlari hingga datang pada saat sang partner dalam keadaan terjepit. Demikianlah, tidak jarang, digambarkan Joly Jumper-lah yang mengurus keperluan si koboi.

Bagaikan partner setia, Luke mempunyai musuh utama yang selalu setia mengacau ketertiban. Mereka adalah empat bersaudara Dalton, atau yang lebih dikenal sebagai "Dalton Bersaudara".

Secara keseluruhan,Lucky Luke merupakan kisah petualangan yang luar biasa, dan tidak bosan untuk dibaca berulang-ulang kali. Hanya saja, sejak ditinggal sang Mpu-nya cerita Goscinny di tahun 1977, kisah Lucky Luke yang tetap diteruskan oleh Morris, aku rasakan jadi kurang greget. Tapi lebih dari itu, ini tetap karya yang asik dan menarik dengan sedikit menggelitik.

Sekali lagi, sekelumit sejarah yang disuguhkan dengan ceria dan menghibur.

Baca Selanjutnya......

Jumat, Mei 09, 2008

Comic



Seharusnya ini aku posting sebelum Asterix dan Obelix, karena ini sebagai pengantar untuk tag comic. Karena ada satu dan lain hal, jadinya membahas salah satu komik dulu baru kata pengantarnya.Tapi biarlah.

Komik, masih dianggap sebagian orang sebagai simbol ketidakdewasaan dan pengaruh buruk bagi seorang anak. Seorang siswa yang sedang baca komik sering langsung dituduh "tidak pernah belajar, malah baca komik melulu!". Preman ketika kemana-mana menenteng komik langsung dicap "nggak sangar!" (ya iya laah).

Sayangnya, semua tuduhan itu tidak sepenuhnya salah (terutama tuduhan yang terakhir), karena memang komik bisa menyebabkan kecanduan jika tidak dibaca sesuai aturan. Kalo sudah nyandu, menunggu komik baru bagaikan menunggu sang kekasih di restoran mahal selama dua jam dan akhirnya sang kekasih datang dengan tiga anaknya!


Tapi, jika kita baca dengan baik dan benar. Komik adalah tonggak pertama mengenalkan budaya baca kepada anak-anak. Tidak mungkin banget mengenalkan anak kita yang berusia 3 tahun budaya baca, dengan memberikan "Ayat-ayat Cinta". Dibaca nggak, kenyang iya (dijadikan bubur...kertas). Pastinya dimulai dengan buku-buku cerita bergambar yang lucu, yang kalo sang anak tidak senang, tentulah ibunya yang senang :p

Jika telah berpengalaman malang melintang di dunia komik, bakalan menyadari bahwa sebagaian besar isi komik, sekitar 68% (kayaknya sering baca angka keramat ini, dimana ya?ho ho), isi komik mengajarkan kebaikan, kesetiakawanan dan kerja keras. Memang kalo cuma dilihat sekilas dan sepintas, komik tidak memiliki nilai tambah. Tapi jika kita mau mengikuti dengan seksama alur cerita sebuah komik, kita akan menemukan nilai-nilai tersebut diatas. Bahkan termasuk komik-komik superhero Amerika (yang aku tidak begitu suka, terlalu super), para jagoan kebal peluru ini harus dibikin babak belur dulu baru bisa memperoleh kemenangan. Yang artinya, tidak ada kemenangan dan kesuksesan mudah di dunia ini.

Cergam (cerita bergambar, istilah sopan yang aku pake dulu buat menyebutkan komik), merupakan sarana yang efektif untuk memberikan pengetahuan-pengetahuan berbagai macam hal. Kapan lagi kita akan belajar kebudayaan Romawi, atau sejarah Jepang dengan menyenangkan? Di komiklah, pengetahuan-pengetahuan semacam itu seringkali disisipkan, walau tidak jarang dengan cara penyampaian yang ajaib. Tapi justru penyampaian seperti inilah yang membuat kita penasaran untuk mencari tahu lebih banyak dari sepenggal infomasi yang diberikan di komik.

Ditengah badai miskinnya kasih sayang orang tua, komik sebagai awal mula dan buku-buku selanjutnya yang aku baca, merupakan penjagaku untuk tetap berada di jalur yang benar...ehm,well, setidaknya tidak terlalu menjadi seorang kriminal :D

---- Saatnya nyela Orang -----------
Tampaknya, pasar komik sekarang ini sedang dimonopoli oleh manga-manga dari Jepang. Komik-komik Eropa yang dulu sempat marak di era aku kecil, sudah tidak terdengar gaungnya lagi. Terakhir seingatku penerbit Indonesia-nya adalah Misurind. Komik superhero Amerika, walaupun masih ada tapi timbul tenggelam. Demikian juga komik-komik dari Indonesia yang sempet heboh di jaman baheula (dengan judul-judul legendaris: "Gundala Putra Petir", "Si Buta dari Gua Hantu", "Panji Tengkorak" - untungnya aku sempet mencicipi akhir-akhir masa kejayaan komik-komik diatas).

Dan kini, bahkan ada komikus Indonesia yang harus men-Jepun-kan namanya agar karyanya dapat diterima. Ck, kalo menurutku, komik-komik Indonesia terlalu gamblang. Baik dari cara penyampaian ceritanya, pesan moralnya dan yang paling parah adalah suka memaksa melucu. Walt Disney-pun jika membuat film terlalu gamblang, biasanya jeblok di pasaran.

Masyarakat sekarang sudah ingin sesuatu yang sedikit banyak mengandung intrik, sehingga pembaca-pun tergelitik.

Demikian analasis saya.
Semua misteri terpecahkan.

Baca Selanjutnya......

Minggu, Mei 04, 2008

Asterix dan Obelix



Komik inilah yang menjadi tonggak pertama aku memasuki belantara literatur. Aku menyenangi komik ini sejak aku belum bisa baca (sungguh). Bayangkan saja, ketika TVRI menjadi primadona hiburan di Wonosobo (terletak di kaki Dieng, Jawa Tengah), komik Asterix dan Obelix yang dipinjam kakakku setiap hari sabtu dari persewaan buku, adalah pengalaman luar biasa.

Sejak bisa baca, aku mencoba mengkoleksi seri-serinya, dan alhamdulillah, karena termasuk warga nomaden (sering berpindah-pindah, tapi dalam kasus ini ditambahi, berpindah-pindah tidak jelas), semua koleksi ku selalu raib setiap kali pindah :(

Karya masterpiece Goscinny dan Uderzo ini,


menceritakan tentang kisah persahabatan dan petualangan Asterix dan Obelix, dua orang warga dari desa kecil dipinggir Galia. Seting cerita ini berada pada kekaisaran Romawi tahun 50 SM masehi yang dipimpin Julius Caesar. Saat itu, Galia sudah berada di bawah imperium Romawi.

Seluruhnya? Tidak! Ada desa kecil di pinggir utara Galia yang tidak mau tunduk dibawah Romawi (biasa ditulis di halaman pembuka :) )

Dari sinilah petualangan dimulai.

Seluruh warga desa mendapatkan kekuatan dari ramuan ajaib sang Dukun Panoramix. Tentu saja dengan kekuatan luar biasa ini, mereka selalu bersenang hati jika berhadapan dengan tentara Romawi. Ada berbagai macam karakter utama di desa super ini, yang kesemuanya tentu saja ajaib-ajaib.

Tetapi, kalo ada tugas-tugas yang mengharuskan keluar desa, diutuslah dua prajurit tertangguh desa, Asterix dan Obelix.

Secara keseluruhan kisah-kisah Asterix dan Obelix, merupakan kisah-kisah yang segar dan tidak cukup untuk dibaca satu kali.

Yang paling berkesan dari kisah ini adalah penamaan tokoh-tokohnya. Setiap tokoh diberi nama sesuai daerah asalnya, tapi dibikin ajaib. Seperti, "Nasibungkush", "Babibundarix", "Suarabulatix", "Sup Y Bawangkerakon".

Ah, memang kisah ajaib.

Baca Selanjutnya......