Silahkan cari di

Google
 

Minggu, Mei 04, 2008

Asterix dan Obelix



Komik inilah yang menjadi tonggak pertama aku memasuki belantara literatur. Aku menyenangi komik ini sejak aku belum bisa baca (sungguh). Bayangkan saja, ketika TVRI menjadi primadona hiburan di Wonosobo (terletak di kaki Dieng, Jawa Tengah), komik Asterix dan Obelix yang dipinjam kakakku setiap hari sabtu dari persewaan buku, adalah pengalaman luar biasa.

Sejak bisa baca, aku mencoba mengkoleksi seri-serinya, dan alhamdulillah, karena termasuk warga nomaden (sering berpindah-pindah, tapi dalam kasus ini ditambahi, berpindah-pindah tidak jelas), semua koleksi ku selalu raib setiap kali pindah :(

Karya masterpiece Goscinny dan Uderzo ini,


menceritakan tentang kisah persahabatan dan petualangan Asterix dan Obelix, dua orang warga dari desa kecil dipinggir Galia. Seting cerita ini berada pada kekaisaran Romawi tahun 50 SM masehi yang dipimpin Julius Caesar. Saat itu, Galia sudah berada di bawah imperium Romawi.

Seluruhnya? Tidak! Ada desa kecil di pinggir utara Galia yang tidak mau tunduk dibawah Romawi (biasa ditulis di halaman pembuka :) )

Dari sinilah petualangan dimulai.

Seluruh warga desa mendapatkan kekuatan dari ramuan ajaib sang Dukun Panoramix. Tentu saja dengan kekuatan luar biasa ini, mereka selalu bersenang hati jika berhadapan dengan tentara Romawi. Ada berbagai macam karakter utama di desa super ini, yang kesemuanya tentu saja ajaib-ajaib.

Tetapi, kalo ada tugas-tugas yang mengharuskan keluar desa, diutuslah dua prajurit tertangguh desa, Asterix dan Obelix.

Secara keseluruhan kisah-kisah Asterix dan Obelix, merupakan kisah-kisah yang segar dan tidak cukup untuk dibaca satu kali.

Yang paling berkesan dari kisah ini adalah penamaan tokoh-tokohnya. Setiap tokoh diberi nama sesuai daerah asalnya, tapi dibikin ajaib. Seperti, "Nasibungkush", "Babibundarix", "Suarabulatix", "Sup Y Bawangkerakon".

Ah, memang kisah ajaib.

Tidak ada komentar: