Seharusnya ini aku posting sebelum Asterix dan Obelix, karena ini sebagai pengantar untuk tag comic. Karena ada satu dan lain hal, jadinya membahas salah satu komik dulu baru kata pengantarnya.Tapi biarlah.
Komik, masih dianggap sebagian orang sebagai simbol ketidakdewasaan dan pengaruh buruk bagi seorang anak. Seorang siswa yang sedang baca komik sering langsung dituduh "tidak pernah belajar, malah baca komik melulu!". Preman ketika kemana-mana menenteng komik langsung dicap "nggak sangar!" (ya iya laah).
Sayangnya, semua tuduhan itu tidak sepenuhnya salah (terutama tuduhan yang terakhir), karena memang komik bisa menyebabkan kecanduan jika tidak dibaca sesuai aturan. Kalo sudah nyandu, menunggu komik baru bagaikan menunggu sang kekasih di restoran mahal selama dua jam dan akhirnya sang kekasih datang dengan tiga anaknya!
Tapi, jika kita baca dengan baik dan benar. Komik adalah tonggak pertama mengenalkan budaya baca kepada anak-anak. Tidak mungkin banget mengenalkan anak kita yang berusia 3 tahun budaya baca, dengan memberikan "Ayat-ayat Cinta". Dibaca nggak, kenyang iya (dijadikan bubur...kertas). Pastinya dimulai dengan buku-buku cerita bergambar yang lucu, yang kalo sang anak tidak senang, tentulah ibunya yang senang :p
Jika telah berpengalaman malang melintang di dunia komik, bakalan menyadari bahwa sebagaian besar isi komik, sekitar 68% (kayaknya sering baca angka keramat ini, dimana ya?ho ho), isi komik mengajarkan kebaikan, kesetiakawanan dan kerja keras. Memang kalo cuma dilihat sekilas dan sepintas, komik tidak memiliki nilai tambah. Tapi jika kita mau mengikuti dengan seksama alur cerita sebuah komik, kita akan menemukan nilai-nilai tersebut diatas. Bahkan termasuk komik-komik superhero Amerika (yang aku tidak begitu suka, terlalu super), para jagoan kebal peluru ini harus dibikin babak belur dulu baru bisa memperoleh kemenangan. Yang artinya, tidak ada kemenangan dan kesuksesan mudah di dunia ini.
Cergam (cerita bergambar, istilah sopan yang aku pake dulu buat menyebutkan komik), merupakan sarana yang efektif untuk memberikan pengetahuan-pengetahuan berbagai macam hal. Kapan lagi kita akan belajar kebudayaan Romawi, atau sejarah Jepang dengan menyenangkan? Di komiklah, pengetahuan-pengetahuan semacam itu seringkali disisipkan, walau tidak jarang dengan cara penyampaian yang ajaib. Tapi justru penyampaian seperti inilah yang membuat kita penasaran untuk mencari tahu lebih banyak dari sepenggal infomasi yang diberikan di komik.
Ditengah badai miskinnya kasih sayang orang tua, komik sebagai awal mula dan buku-buku selanjutnya yang aku baca, merupakan penjagaku untuk tetap berada di jalur yang benar...ehm,well, setidaknya tidak terlalu menjadi seorang kriminal :D
---- Saatnya nyela Orang -----------
Tampaknya, pasar komik sekarang ini sedang dimonopoli oleh manga-manga dari Jepang. Komik-komik Eropa yang dulu sempat marak di era aku kecil, sudah tidak terdengar gaungnya lagi. Terakhir seingatku penerbit Indonesia-nya adalah Misurind. Komik superhero Amerika, walaupun masih ada tapi timbul tenggelam. Demikian juga komik-komik dari Indonesia yang sempet heboh di jaman baheula (dengan judul-judul legendaris: "Gundala Putra Petir", "Si Buta dari Gua Hantu", "Panji Tengkorak" - untungnya aku sempet mencicipi akhir-akhir masa kejayaan komik-komik diatas).
Dan kini, bahkan ada komikus Indonesia yang harus men-Jepun-kan namanya agar karyanya dapat diterima. Ck, kalo menurutku, komik-komik Indonesia terlalu gamblang. Baik dari cara penyampaian ceritanya, pesan moralnya dan yang paling parah adalah suka memaksa melucu. Walt Disney-pun jika membuat film terlalu gamblang, biasanya jeblok di pasaran.
Masyarakat sekarang sudah ingin sesuatu yang sedikit banyak mengandung intrik, sehingga pembaca-pun tergelitik.
Demikian analasis saya.
Semua misteri terpecahkan.
1 komentar:
Komik bukan sekedar gambar
komik bukan sekedar cerita
Komik bukan sekdar buku
Komik... Ya ... Komik
Komik, memang benar ada energi positifnya.
Tidak jarang kita bisa menemukan kata-kata yang tidak kalah hebat dari kata-kata R.T Kiyosaki atau Bill Gate atau Pres. Amer.
Yang jelas....
ADACHI MITSURU --- 4ever
Posting Komentar